Oleh: @Amad_Kocil
Indri terduduk lesu di atas kasur ibunya yang kini tak bertuan. Mata bulat
nan bersih milik gadis berusia tujuh belas tahun itu tampak redup memandangi
foto sang ibu dalam bingkai kecil di tangannya. Pancaran cahaya di matanya
seolah terkuras habis bersama butiran bening yang terus menetes membasahi kedua
pipinya. Sesekali terdengar isakan tangis terputus-putus seperti berusaha
ditahan supaya tidak didengar oleh siapapun, bahkan oleh cicak yang gelantugan
pada atap di atas kepalanya.
“Maafin Indri, Bu…